Sunday, March 10, 2013

FPI, Ahmadiyah, Radikalisme dan Terorisme | Pion-pion Yang Mudah Dikendalikan


Mereka itu sekumpulan manusia yang merasa sudah setengah malaikat. Perilaku kekerasan atas nama pribadi atau kelompok, alias main hakim sendiri dengan ancaman kekerasan, terjadi sejak zaman duluBukan karena bertindak atas nama negara, tapi sejatinya karena ada proteksi sejumlah pejabat maupun aparat keamanan yang berkepentinganBergerak dengan dalih yang merujuk kepada agama dan menggunakan simbol-simbol keagamaan untuk mengabsahkan perilaku mereka.



FPI hanya kalah oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan bertambahnya kelas menengah atas serta pembelajaran politik yang baikAda yang tau cara-cara mengkritik pemerintah yang baik sesuai ajaran Syariah Islam?.

Secara tidak sadar langkah-langkah yang ditempuh organisasi setengah malaikat tersebut menjadi pendukung utama dari agenda 'tertentu'Memang terkesan kelompok setengah malaikat itu tidak dipelihara karena sejatinya merekapun tidak menyadari bahwa kelompoknya 'dipelihara'Bahwa sesungguhnya para pelaku radikal/kekerasan adalah kolaborator terbaik bagi suatu 'agenda' yang dapat menarik perhatianAkan tiba pada akhirnya bahwa mereka yang merasa setengah malaikat dan sering berbuat radikal hanyalah pion-pion yang tidak berarti.

Mengapa masih saja bertengkar satu sama lain dengan mengorbankan kepentingan yang lebih besar? ataukah memang sengaja dipertengkarkan?.Perbedaan yang sangat kuat, keanekaragaman etnis, budaya, agama, cara pandang, ideologi, dan lainnya adalah tugas kita bersama mengatasinya.Bukan atas dasar suatu kelompok merasa menjadi yang mayoritas maka berhak seenaknya melakukan penindasan terhadap kelompok minoritas.Bukan pula atas dasar suatu kelompok minoritas maka seenaknya mengatur kekuatan dan kekuasaan disana sini untuk mengamankan kelompoknya.
Bersatulah dalam satu identitas keIndonesiaan yang berBhineka Tunggal Ika dimana perbedaan tidak menjadi dasar cara pandang kita. Setiap masalah seharusnya diatasi dengan seksama untuk diselesaikan, bukan jadikan isu permusuhan yang memecah belah persatuan nasional

Mayoritas kita adalah beragama Islam, apakah berarti kita boleh memaksakan keyakinan kita kepada minoritas, tentu dosa besar hukumnya. Karena sejatinya Islam adalah agama yang memberikan pilihan dan tidak ada paksaan dalam beragama bagi umat manusia. Bukan berarti umat Islam berhenti dakwah tetapi bertanggung jawab hanya menyampaikan ajaran moral agama tanpa unsur paksaan dan kekerasanSebaliknya, agama Kristen, Katholik, Hindu, dan Buddha, Konghucu, Tao, sekte agama tradisional nusantara tidak perlu merasa terancamTidak perlu merasa terancam apabila yang mayoritas bersikap bertanggung jawab dan melindungi. Bagaimana hubungan baik dan keseimbangan bisa kita capai, tentu saja melalui peraturan yang kita hormati dan patuhi bersama

Tugas utama kita sebagai pengawal reformasi adalah memperkuat persaudaraan Indonesia Raya dibawah panji-panji Merah Putih yang demokratisYang sangat diperlukan adalah pembangunan karakter bangsa yang tidak lagi membeda-bedakan berdasarkan etnis, ras, golongan maupun agamaBangsa ini harus secara terus-menerus membangun ikatan persaudaraan yang kuat serta adil dalam bingkai pembangunan nasional yang demokratis

Apabila terdapat begitu banyak bukti penyimpangan, mengapa Ahmadiyah bisa berkembang di Indonesia? Jawabannya sekaligus solusinya.

Tahukan anda masih ada ratusan orang Indonesia di perbatasan Pakistan-Afghanistan dan Deplu sama sekali tidak mengetahuinya. Dan sekitar pertengahan 2012 seorang teman menyampaikan informasi tentang Mujahid Indonesia yang tewas di Afghanistan. Deplu Indonesia ini adalah Deplu yang paling tidak peduli terhadap warga negaranya yang berada di Luar Negeri.

Ahmadiyah, FPI, JIL, JI, Teroris, Islam Tradisional dan Islam Garis Keras... pion-pion yang dimainkan untuk melemahkan Islam Indonesia. Indonesia adalah tempat bermain yang menyenangkan bagi 'kepentingan' tertentu karena sifat Indonesia yang mudah dipermainkan isuSecara tidak langsung dan secara tidak sadar mereka telah tergiring masuk ke dalam lapangan permainan yang memang telah dipersiapkanContohnya tentang kegeraman kepada intelijen nasional dan khususnya Kepolisian yang cenderung main-main dalam upaya pemberantasan terorismeBagaimana gembiranya kedua komponen pengamanan ini bila ada dana segar untuk kegiatan, padahal sasaran pelaku teror sudah ada di tangan.

Analisa saya akan terus ada pemain baru dan aksi baru di luar daftar teroris yang dimiliki. Aksi itu kemungkinan besar berbentuk ledakan

Musuh utama atau aktor sesungguhnya bukanlah sesama anak bangsa Indonesia yang terpengaruh ajakan untuk melakukan tindakan teror. Musuh utama adalah sang sutradara dan produser pertunjukan drama yang selalu ada dan bergerak di belakang setiap aksi kekerasan/terorAlasan berupa kekerasan adalah satu-satunya jalan karena jalan lain sudah tertutup oleh kapitalisme global adalah rayuan yang cukup berhasil.
Terkait terorisme dan radikalisme, sebenarnya adalah soal pilihan untuk segera menghancurkan atau menjadikannya mainan. Anda boleh percaya,boleh tidak percaya bahkan silahkan bantah saya.. tapi yang saya sampaikan adalah hasil pemikiran saya sebagai seorang analisSalah satu analisa saya adalah adanya pihak luar yang dari berbagai arah ikut menghangatkan suasana perang melawan radikalisme di Indonesia. Intelijen kita bukannya diam saja tetapi pernah memberikan peringatan bahwa Intelijen kita tahu gerakan mereka melalui agen-agennya

Saat ini telah dimulai usaha pembentukan konflik antara Islam berlabel Internasional dengan Islam asli Indonesia (tradisional)Sudah semestinya kita umat Islam tau tujuan sebenarnya yakni supaya Islam di Indonesia tidak akan pernah kuatPengaruh propaganda liberalisme Islam semakin kuat yang sesungguhnya memiliki dasar sederhana yaitu nasionalisasi sekulerisme yangkini mulai menyentuh berbagai aspek kehidupan beragama yang membuat ketersinggungan pada kelompok Islam tradisional maupun internasional.Lemahnya pemahaman politik global dan permainan intelijen internasional yang merancang perencanaan dalam skala global menjadi kekurangan

Banyak kawan yang mempertanyakan dan menilai bangsa Indonesia yang mudah sekali dipancing untuk saling membenci. Mudah sekali memberikan atau menciptakan label dan stigma antar kelompok yang dapat merusak stabilitas sosialKenyataan bahwa mudah menciptakan konflik di Indonesia sangat dipahami oleh pihak-pihak yang ingin menghancurkan NKRI.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls